sawah tembakau sore hari dok pri |
Puisi ini saya buat karena terinspirasi dengan kata Pandhalungan sebagai slogan Jember. sebagai kota Tembakau yang juga terkenal dengan Parade Jember Fashion Carnival sekaligus Batik Tembakau sebagai ikon kota Jember
Pandhalungan
Pandhalungan sebuah kata sarat makna
Merefleksikan keagungan suatu budaya nilai rasa, cipta , dan karsa
Yang aku tau Pandhalungan hasil dari penyatuan budaya
Latar belakang kehidupan, toleransi dan penghayatan melahirkan karya anak manusia
Peleburan budaya Jawa Madura menyatu merangkai kebhinekaan bernuansa budaya lokal
Kehangatan berbagi nampak diwarung - warung kopi pinggir jalan
Tak memandang aku siapa dan kamu siapa dari kalangan mana
Celoteh hangat percakapan arek Jember kang kondang Sarojo
Manungso podo nang ngarepe Pengeran
Kuangkat sebagai puisi kisah lalu lalang kehidupan Jember
Membangun pemahaman manusia sebagai hamba dihadapan Sang Pencipta
Slogan Jember ancen Pandhalungan
Kearifan alam lokal menambah kaya nuansa Pandhalungan
Riuh dari pojok kota bongkar pasang muatan sayuran dari desa pinggiran
Beraneka macam karya petani dijajakan.
Namun sayang kesejahteraan masih dipertanyakan
Kala harga jual tak sebanding pengeluaran
Janji pemimpin memperbaiki keadaan, masih dipertanyakan ?
Lihat saja jalanan masih banyak berlobang
Menagih pajak rakyat
Kami dah bayar, pak !
Kami berusaha jadi warga yang baik meski kadang kondisi dan kebutuhan tidak berpihak.
Kapan ada perbaikan ? Perjalanan sungguh tidak nyaman
Keburu musim hujan datang akan memperparah suasana jalanan.
Atau masih menunggu korban kecelakaan ?
Entah Jember mau dibawa kemana
Berita miring lagi lagi mampir diberanda Google maupun IWJ
Ganti pemimpin ganti kebijakan
Tau apa rakyat kecil dengan kebijakan
Apa lagi dengan jual beli jabatan
Taunya kami bisa makan kenyang.
Bisa bayar uang sekolah.
Bisa bayar cicilan
Sederhana saja bukan.
Jember , Oktober 2021
11 Komentar
Puisi yang indah mbak Nita
BalasHapusTrmksh mb Ari
HapusMantap.
BalasHapusTrimksh kunjungnnya mb
Hapus👍
BalasHapusGanti pemimpin ganti kebijakan
BalasHapusTau apa rakyat kecil dengan kebijakan
>>>> Betul, ananda Nita. Selammat sore. Terima kasih puisinya. Curahan hati yang terdalam.
Trimksh bunda nur terkasih semoga senantiasa sehat
Hapussaya jadi ingat terminologi pandhalungan atau periuk besar, bertemunya dua kebudayaan besar di Jawa Timur. Unik sekali memang daerah ini
BalasHapuspuisi yang indah mbak
salam kenal
Salam kenal senang sudah berkenan
Hapuskeren
BalasHapuspns ?????
BalasHapusyg komentar harusnya buruh swasta