Asessmen Diagnosis

picture by Tracy Le Blanc from pexel

Awal ajaran baru 2021 menjadi tantangan tersendiri bagi saya guru sekolah dasar kelas III SDN Ajung 03 Kec.Ajung Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sudah satu tahun pelajaran,  siswa belajar secara daring sebagai dampak adanya pandemi. Bukan hal yang mudah bagi siswa dan guru bertransformasi dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran online. Tak hanya siswa gurupun banyak mengalami kebingungan  bagaimana merancang PPJ yang mengasyikkan dan tidak membosankan. 

Dunia Pendidikan berubah dengan sangat cepat, transformasi digital tidak terelakkan. Pembelajaran berbasis digital digelar dengan sangat cepat tanpa ada aba – aba persiapan yang membuat banyak guru gelagapan apalagi yang tidak memiliki bekal tehnologi. Kecenderungan malas dan bergantung pada operator sekolah menjadi kendala transformasi pendidikan di era pandemi, pun ditambah dengan pemimpin sekolah yang jalan ditempat menambah daftar satu tahun pembelajaran PJJ menjadi kering tanpa makna.

Pendidikan berpihak kepada anak sebagai landasan pengajaran transformasi dibidang pendidikan seolah masih jauh dari harapan. 

Walau tidak semua  merespon demikian. Masih ada jutaan guru Indonesia sedang berjuang menghadirkan pembelajaran bermakna walau dalam keterbatasan. 

Menerima siswa kelas 2 sebagai siswa didik baru dikelas 3 tahun pelajaran 2021 dikelas saya bertepatan dengan adanya PPKM menjadikan pembelajaran full online.  

Saya menggunakan media whatsapp  sebagai komunikasi group dikelas Pembelajaran online digelar mulai 12 Juli 2021. Alasannya sederhana. WA sebagai aplikasi sejuta umat, memiliki banyak keunggulan. Salah satunya mudah diakses dan hemat kuota.

Sebelum menuju pembelajaran baru secara online saya memberitahukan hal – hal apa saja yang perlu dipersiapkan, seperti buku – buku pelajaran dan alat – alat tulis. 

Hari pertama pembelajaran saya menyapa siswa sebanyak 27 orang dengan saling bertukar bitmoji untuk mengekspresikan perasaan mereka diawal pembelajaran. Satu, dua,tiga, orang siswa merespon dengan tanpa ada gairah maklum siswa kelas rendah intervensi orang tua demikian kental sebagai pendamping pembelajaran. Muncul chat  “ saya bosan Bu sekolah online. Kapan ya sekolah masuk bu guru ? 

Sebagai guru saya merespon dengan Bahasa yang bisa siswa pahami 

Alhasil diskusi perkenalan digroup whatsapp menjadi terhenti tanpa ada respon kembali dari siswa. 

Hari kedua saya mencoba menggali lebih dalam permasalahan melalui group whatsapp dengan membagikan link google form untuk mengumpulkan data sebagai landasan penerapan strategi berkelanjutan untuk kelas saya, responden siswa yang mengisi hanya 12 orang. 

Namun ada setitik tanda dengan membagi google form kepada siswa, selanjutnya saya melakukan umpan balik dengan memberikan respon melalui  group siswa menanyakan adakah kesulitan dan mengirim link kuis dengan wordwall sebagai pemantik pada akhirnya saya jadi tau ketidakaktifan mereka dalam pembelajaran online digroup siswa disebabkan selama ini pembelajaran hanya ambil tugas dan kirim tugas satu minggu sekali selama satu tahun pembelajaran dikelas 2 tanpa saling mengenal satu sama lain. 

Saya menerapkan asesmen diagnosis non kognitif awal sebagi strategi awal mengali data dan informasi dari siswa saya, dan selanjutnya saya menyebutnya sebagai tugas online 1 membuat profil siswa. Saya meminta mereka menuliskan dibuku tulis mereka semua yang berkaitan dengan identitas pribadi 

Tugas Online 1

1. Siapkan 1 buku tulis kosong

2. Tulislah semua pertanyaan di bawah ini di buku kosongmu, lalu jawablah.

Profile Saya

1. Nama lengkap saya :

    Biasanya dipanggil:

2. Aku lahir di:

    Tanggal:

3. Sekarang usiaku:

    Aku sekarang sudah kelas :

    Di kelas yang baru ini,  Aku telah menyiapkan semua bekalku. Ini bekalku di kelas   baru: 

4. Alamatku:

    Aku biasanya kalau berangkat ke sekolah : jalan kaki/naik sepeda/diantar

5. Pekerjaan ayahku:

    Biasanya berangkat pukul :

    Pulangnya pukul :

6. Pekerjaan ibuku:

    Biasanya berangkat pukul:

    Pulangmya pukul:

7. Aku memiliki hp android,  ini no. WA-ku:

    Biasanya aku membeli pulsa untuk paketan setiap:

    Hp yang aku pakai adalah milik : 

8. Aku kalau di rumah, biasanya paling sering main :

9. Aku paling senang kalau ayahku:

    Aku paling senang kalau ibuku:

10.Aku paling suka nonton:

11.Olah raga yang kusukai adalah: 

12.Suatu saat,  aku ingin menjadi:

     Agar keinginanku tercapai, maka aku... 

Selamat mengerjakan jika ada yang belum mengerti bisa tanya digroup WA sekolah 😊

Strategi menerapkan asesmen diagnosis non kognitif diawal pelajaran membantu saya mendapatkan data siswa secara lengkap dan data ini menjadi bahan bagi saya untuk merancang strategi pembelajaran selanjutnya yang akan saya lakukan dan terapkan dalam pembelajaran. Tindak lanjut dari profil siswa selanjutnya saya melakukan video call durasi 15 menit, Siswa  saya bagi melalui group – group kecil dengan penjadwalan yang  sudah disepakati bersama. 

Dengan melakukan tindak lanjut dari profil siswa saya mendapatkan informasi mana siswa yang aktif dan tidak aktif, juga siswa yang bermasalah. Untuk siswa yang  bermasalah saya akan melakukan video call secara pribadi untuk memberikan motivasi dan mengali informasi lebih lanjut. Alhasil strategi asesmen ini mampu membuat kelas saya aktif dan bisa dikatakan menjadi sangat aktif. 


video call bersama siswa


Dengan strategi asesmen dan pemberian umpan balik ini saya jadi bisa mengontrol kelas saya dan mendeteksi semua permasalahan sedini mungkin diawal pelajaran. Berbicara dengan data dan informasi yang ditulis siswa mampu menumbuhkan empati diantara kami guru, siswa dan orang tua.

Membangun keselarasan komunikasi berpihak kepada anak menjadikan siswa merasa menjadi bagian yang dilibatkan dalam pembelajaran.

Semoga catatan praktik baik ini bermanfaat  dan menjadi sumber inspirasi bagi yang lain.

Tulisan ini saya ikutkan lomba mencari Guru Motivator Literasi bersama Forum Indonesia Menulis 




Posting Komentar

10 Komentar

  1. Keren ulasannya Bun... Terus belajar!

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, guru yang satu ini super kreatif. Ada satu yang mrmbuat bunda sedih, bagaimana dengan anak yang daya tangkapnya lemah alias di bawah rata2. Kelas 3, masih banyak siswa yang belum lancar membaca. Terima kasih sharingnya. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimksh bunda, untuk siswa yg lemah sy panggil khusus dan sy evaluasi bunda dg menggunakan panning matrix bunda

      Hapus
  3. Pembelajaran daring yang kasihan murid-murid yang belum begitu mengerti huruf seperti murid-murid kelas satu atau murid-murid kelas rendah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya memang kalo seperti itu mmg harus ada PTM meski terbatas bisa gak ada kemajuan kalo kelas rendah pakai daring terus

      Hapus
  4. Ini harus dicontoh oleh guru lain. Lumayan perlu ekstra inovasi untuk mengajar di saat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang perlu inovasi yang lumayan menguras energi

      Hapus