Survey Lingkungan Belajar, buat apa ?



Kali ini nitamarelda.com akan membagikan literasi digital dari obrolan pemimpin merdeka belajar bersama bapak Bukik Setiawan ketua Yayasan Guru Belajar dan bapak Nino Aditomo Kabalitbang Kemdikbud RI dengan bahasan diskusi isinya keren banget, menjadi bahan diskusi dan mungkin juga membuat banyak guru maupun pemimpin sekolah penasaran dengan topik hangat berikut. 

Simak yukk !!

Membahas Asesmen Nasional ( AN ) memang mengasikkan nyatanya masih banyak guru yang belum paham tujuan dari AN dan menganggap AN adalah pengganti Ujian Nasional  ( UN ) alias kebingungan. Sebenarnya jika ada sedikit usaha untuk  mengali lebih dalam sudah banyak bahan tersedia dan berlimpah di internet maupun artikel – artikel berkualitas yang menyajikan bahasan AN dengan gamblang. 

Dalam hal penjelasan AKM kementrian sudah membuat banyak penjelasan baik melalui media masa maupun portal – portal rumah belajar yang bisa diakses secara mandiri oleh para guru. Webinar Pendidikan bertajuk AKM, diskusi, dan pelatihan gratis digelar untuk membantu percepatan.  

Bagi para guru yang memiliki sim pkb bisa juga mengakses melalui portal 

gurubelajar.kemdikbud.go.id untuk belajar AKM secara daring dan bersertifikat 32 jam.

Ada fakta menarik seputar program guru belajar melalui portal guru belajar materi AKM, ternyata dari pengamatan yang saya dapatkan motivasi mengikuti program tersebut adalah sertifikat 32 jam, jadi ilmunya ditinggalkan dan dianggap tidak penting.

Bahasan literasi digital yang saya review dari obrolan pemimpin merdeka belajar ini memuat bahasan salah satu komponen AN yang bertujuan memberikan dampak positip untuk atmosphere Pendidikan di Indonesia.

Survey lingkungan belajar itu apa ? dan mengapa penting untuk dilakukan

Survey lingkungan belajar adalah bagian dari instrumen AN ( Asesmen Nasional ) yang bertujuan untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dari proses belajar mengajar di kelas  maupun di tingkat sekolah.

Jadi arah urgensinya Asesmen Nasional adalah cara pemerintah / Kemendikbud untuk memetakan kualitas hasil belajar siswa diseluruh Indonesia. 

Jika sebelumnya pemerintah dalam hal ini Kementrian titik fokus memantau hasil belajar siswa lebih pada ranah kognitif yang terikat pada kurikulum melalui Ujian Nasional maka dengan Asesmen Nasional akan lebih diperluas lagi.

Ada dua perubahan fundamental dari Ujian Nasional yang kemudian diperluas pada Asesmen Nasional.

1. Tidak lagi menguji individu siswa 

Melalui Asesmen Nasional tugas pemerintah memantau progress sistem pendidikan dari waktu ke waktu, memetakan kesenjangan dalam sistem dan untuk mengetahui bagian yang bagus dan yang kurang bagus dengan membandingkan pada hasil asesmen ditahun sebelumnya  apakah sekolah tersebut sudah mengalami kemajuan dibagian mana saja atau bahkan stagnan atau mundur. Namun hal yang terpenting bagi pemerintah adalah memberikan umpan balik untuk membantu dan mendorong Sistem Pendidikan untuk berubah menjadi lebih baik. Pergeseran yang di highlight yaitu melakukan diagnosis dan umpan balik sistem bukan lagi siswa.

2. Mengukur kompetensi dan karakter yang lebih mendasar yaitu kecakapan mendasar yang bisa diterapkan  pada banyak konteks seperti literasi, numerasi,disposisi – disposisi kecenderungan yang melandasi 6 profil pelajar Pancasila melalui survey karakter.  

Pergeseran perubahan pengukuran mulanya ranah kognitif yang berhubungan pada penguasaan materi pelajaran, kemudian bergeser pada ranah kompetensi dan karakter yang lebih fundamental masih terikat pada kurikulum namun lebih longgar dari pada dulu.

Perluasan lingkungan belajar menuju kualitas sekolah sebagai lingkungan belajar juga di asses tujuannya untuk memetakan dan mendiagnosis serta memberi umpan balik yang bermanfaat. 

Dengan membuat hipotesis untuk mengetahui akar permasalahan apa yang menyebabkan sebuah sekolah kurang efektif dalam menumbuhkan kompetensi dan karakter serta kecakapan yang fundamental.

Survey lingkungan belajar menggantikan Rapor Mutu Sekolah / PMP. 

Jika selama ini data poin pada Rapor Mutu adalah kepala sekolah sedang pada  kenyataan dilapangan kepala sekolah seringkali mewakilkan kepada beberapa guru maupun operator sekolah  sehingga data yang dihasilkan tidak mampu memetakan mutu sekolah, nampak menjawab survey yang terkesan asal saja.

Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. 

Asesmen Nasional menggantikan Rapor Mutu Sekolah,  hanya saja memiliki perbedaan pada AN data utama yang di ases adalah siswa sebagai upaya menumbuhkan kesadaran baik guru maupun pemimpin sekolah bahwa otoritas utama yang punya hak berbicara tentang kualitas pengalaman belajar disekolah adalah siswa ( Student Voice ). 

Lalu apa konsekuensi dari student voice yang diakomodasi ?

Konsekwensi yang didapat dari student voice yang diakomodasi dalam AN akan menjadi bahan refleksi bersama sekolah dan para guru bahwa persepsi guru tentang kualitas pembelajaran dengan persepsi siswa terhadap kualitas pembelajaran jelas berbeda,apa yang dipikirkan kita sebagai guru maupun pemimpin sekolah bisa jadi berbeda dengan apa yang dirasakan siswa, kembali pada pendidikan berpihak kepada anak. 

Yang pada nantinya survey lingkungan belajar merupakan bagian dari AN yang bermuara pada hasil belajar siswa sekaligus juga menjadi data sinkronisasi Akreditasi Sekolah. 

Menjadi pengharapan bersama menuju perubahan Sistem Pendidikan  melalui Survey Lingkungan Belajar memicu dan menginspirasi pemimpin sekolah untuk melakukan hal yang lebih baik dan kontekstual. 

Berikut komponen Survey Lingkungan Belajar :

Iklim belajar dan iklim satuan pendidikan

Iklim keamanan sekolah

- Keamanan dan well being siswa

- Sikap dan keyakinan guru

- Kebijakan & program sekolah

Iklim kebhinekaan sekolah

- Praktik multikultural di kelas

- Sikap &keyakinan guru/kepsek

- Kebijakan & program sekolah

Indeks Sosial Ekonomi

- Pendidikan orang tua

- Profesi orang tua

- Fasiilitas belajar di rumah

Kualitas Pembelajaran

- Manajemen kelas

- Dukungan afektif

- Aktivasi kognitif

Pengembangan Guru

- Refeksi dan perbaikan pembelajaran

- Dukungan untuk refleksi guru

Jadi dalam survey lingkungan belajar akan mengukur komponen kerangka konseptual yang bermuara pada kualitas hasil belajar siswa dan yang berdampak pada siswa.

Layaknya medical check up hasil survey lingkungan belajar sebuah sekolah tidak akan bocor atau dipublish cukup diketahui dinas terkait, pengawas dan pihak sekolah sebagai bahan refleksi bagi pemimpin sekolah setelah tau hasil laporan survey lingkungan belajar.

Apa sih yang menentukan hasil belajar siswa ? 

Hal yang menentukan dari hasil belajar siswa adalah pengalaman siswa saat belajar dikelas, pengalaman siswa saat belajar dikelas erat hubungannya dengan teaching quality dan ini menjadi komponen utama dari survey lingkungan belajar . satu hal yang perlu dicermati saat berbicara teaching quality arah tujuannya pada kualitas pembelajaran. 

Lalu bagaimana agar kualitas pembelajaran menjadi baik ? 

maka  jawabannya adalah gurunya mau terus belajar dan berefleksi untuk melakukan inovasi dan melakukan hal baru dikelas, jadi guru harus keluar dari zona nyaman untuk belajar meningkatkan kompetensi dan beradaptasi terhadap perubahan.

Lalu bagaimana caranya agar guru – guru bisa merefleksikan pembelajaran dan berani melakukan perubahan ?

Maka kepemimpinan sekolah yaitu Kepala Sekolah harus memiliki karakteristik tertentu  dengan highlight  menggunakan konsep Instructionaly Leadership yaitu tugas utama Kepala Sekolah adalah Pemimpin Pembelajaran sedang tugas manajerial dan administratif sebagai pendukung Pemimpin Pembelajaran 

Oleh karena itu yang diukur dari survey lingkungan belajar terhadap Satuan Pendidikan meliputi :

1. Visi misi sekolah 

2. Pengelolaan kurikulum 

3. Sumber daya pendukung 

Sedikit informasi yang berhasil saya rangkum semoga bermanfaat. Next artikel blog nitamarelda.com akan menjabarkan kembali survey lingkungan belajar yang berhubungan dengan visi misi sekolah.

Semoga bermanfaat bagi pembaca dan pengunjung yang mampir mengintip 


 





Posting Komentar

6 Komentar

  1. Lalu dimana bedanyanya ujian nasional dan asesmen nasional. Jangan2 menambah berat beban guru yang masih berkutat pada hal teknis. Dulu si Nadim itu bilang akan mengurangi tugas guru dengan memangkas administrasi kelas yang tidak perlu (hal teknis). Eh ... Masih ditambah dengan hal lain. Kapan ngajarnya? Kasian guru. Selamat pagi ananda Nita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat pagi bunda, AN berbeda dg UN. AN lebih mengukur pertumbuhan jika AN mengukur Ra nah kognitif yg mengutamakan konten bunda
      Trimksh sudah berkunjung

      Hapus
  2. Keren bu Nita. Mari bersama2 bergerak dan menggerakkan untuk membudayakan merdeka belajar. Kita robohkan miskonsepsi pembelajaran selama ini yg membuat siswa menderita belajar.
    Semangat menjadi pemimpin pembelajaran yang resonan.

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Trimksh pak cecepgaos.com dah berkenan berkunjung salam literasi merdeka belajar

      Hapus